TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Orasi Dendi, bocah
berusia 10 tahun anak petani Desa Lunjuk, Kabupaten Seluma, yang ikut
dalam aksi unjukrasa bersama 500 petani di Pemda Seluma, Kamis
(3/09/2013), membuat ibu-ibu peserta aksi lain meneteskan air mata.
"'Kepada Pak Bupati, tolong saya, tolong bapak dan ibu saya, tanah mereka tidak ada karena diambil oleh perusahaan, gimana saya mau sekolah, gimana saya dan adik-adik saya mau makan, karena bapak sudah tak punya tanah," ungkap Dendi dengan suara yang datar.Tidak hanya itu, Dendi juga menyampaikan cita-citanya di hadapan
ratusan aparat polisi yang mengamankan aksi unjukrasa. Ia mengaku
bercita-cita menjadi polisi.
Sulaina, ibu peserta aksi tampak menyeka air mata sambil mendengarkan
orasi Dendi. "Saya juga teringat dengan anak-anak saya yang seusia
Dendi, nasib anak saya sama dengan Dendi," kata Sulaina sambil mengusap
wajahnya dengan kain lusuh.
Sementara itu, hingga kini aksi unjukrasa masih digelar, namun Bupati Bundra Jaya dan Wakil bupati tidak berada di tempat.
Seperti yang telah diberitakan, sebanyak 512 kepala keluarga
menggarap tanah HGU bekas PT Way Sebayur seluas 2.012 hektar.
Selanjutnya, tanah tersebut dilelang dan dimenangkan oleh PT Sandabi
Indah Lestari.
Namun persoalan timbul karena di media1990, Gubernur Bengkulu kala itu telah mengeluarkan surat keputusan bahwa warga bisa mengelola tanah eks PT Way Sebayur.
1 Komentar
thank information, good luck. Please visit this website:
BalasHapusOBAT AMANDEL